Internasionalisasi universitas pada hakikatnya merupakan mobilitas ilmu pengetahuan, ide-ide dan program untuk kemudian dijalin dalam suatu bentuk kerjasama atau kemitraan. Dengan berlangsungnya mobilitas ilmu pengetahuan, ide-ide, dan program, kualitas antar perguruan tinggi menjadi setara satu sama lain, misalnya dalam hal penelitian. Internasionalisasi universitas juga akan memperluas tren ekonomi, teknologi dan sains yang berdampak langsung pada universitas. Dalam menghadapi era globalisasi, penting bagi sebuah universitas untuk melakukan internasionalisasi. Melalui upaya internasionalisasi, kualitas dan reputasi perguruan tinggi dapat terdorong untuk menjadi jauh lebih baik. Melalui internasionalisasi, mahasiswa pun akan lebih terdorong untuk siap menghadapi era globalisasi. Selain itu, dengan meningkatnya jumlah mahasiswa internasional di sebuah universitas, akan terjadi peningkatan interaksi antara mahasiswa dalam dan luar negeri, yang berujung pada peningkatan kualitas mahasiswa.
Indikator kesiapan perguruan tinggi dalam internasionalisasi diantaranya terlihat dari jumlah mahasiswa asing yang menempuh studi, publikasi internasional dan kerja sama internasional yang dilakukan, seperti penyelenggaraan program gelar bersama, gelar ganda, dan kurikulum bersama. Untuk tujuan internasionalisasi, perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia, infrastruktur dan promosi.
Menghadirkan internasionalisasi universitas di Indonesia senada dengan semangat Nawacita dan Visi Indonesia Presiden Joko Widodo, yaitu fokus pada peningkatan sumber daya manusia. Terlebih lagi, saat ini kita tengah memasuki revolusi industri 4.0, era society 5.0, serta ledakan usia produktif. Internasionalisasi universitas bisa menjadi embrio bangkitnya pendidikan di Indonesia dalam melahirkan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, berpikir kritis, memiliki nilai kearifan lokal dan berwawasan global.
Internasionalisasi yang sukses secara otomatis akan meningkatkan peringkat universitas. Untuk mencapai tujuan ini, universitas perlu memahami bagaimana proses pemeringkatan itu dilakukan. Misalnya untuk THE menilai pada 13 indikator meliputi 4 kriteria yang menjadi acuan yaitu pengajaran, penelitian, transfer pengetahuan dan pandangan internasional, sedangkan Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings menilai 4 kriteria yaitu kualitas pendidikan (termasuk alumni yang meraih Nobel Prizes), kualitas fakultas, penelitian (Highly Cited Researchers, Papers Published in High-Impact Journals), dan performa per kapita. Pedoman penilaian seperti ini perlu dipahami oleh universitas agar bisa menentukan arah strategi yang tepat.
Untuk tujuan internasionalisasi Universitas Jember, salah satau langkah yang tepat adalah menyelenggarakan kuliah tamu oleh pakar kelas dunia yang secara teknis diselenggarakan oleh program studi. Hal ini dapat menginisiasi kerjasama antara Universitas Jember dengan universitas kelas dunia melalui pakar yang terafiliasi dalam universitas tersebut. Oleh karenanya, Program Studi S1 Teknik Kimia Universitas Jember menyelenggarakan kuliah tamu oleh Prof. Hiroshi Onishi dari Kobe University, Japan. Prof. Hiroshi Onishi memiliki rekam jejak yang sangat baik di dunia akademik dan memiliki kapasitas yang diakui secara internasional di bidang katalisis, salah satunya ditandai dengan Hirsch-index yang tinggi (h-index 47). Kegiatan kuliah tamu ini diselenggarakan pada tanggal 8 Oktober 2020 dengan peserta dari internal Program Studi S1 Teknik Kimia, program studi lain di Universitas Jember, dan beberapa dari luar Universitas Jember.