Program Studi S1 Rekayasa/ Teknik Kimia mengadakan Kuliah Tamu dan Workshop tentang “What Can We Do to The Society as Chemical Engineers?” dan “Aspen Plus as A Chemical Engineering Tool” pada Rabu, 7 November 2018. Acara ini diadakan di Auditorium Fakultas Teknik Universitas Jember. Kegiatan ini berlangsung tepat pada pukul 08.30 WIB. Kuliah Tamu dan Workshop ini dihadiri oleh seluruh dosen dan mahasiswa Teknik Kimia. Rangkaian acara pada kuliah tamu dan workshop ini adalah pembukaan yang dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian sambutan dari Dekan Fakultas Teknik Dr. Ir. Entin Hidayah, M.U.M., lalu dilanjutkan dengan acara inti yaitu Kuliah Tamu dan workshop “What Can We Do to The Society as Chemical Engineers?” dan “Aspen Plus as A Chemical Engineering Tool”
MC pada acara ini adalah Iftidha’ul Eka Agustina dan Melyta Rizky Pratami dengan moderator Felix Arie Setiawan, S.T., M.Eng.. selaku dosen Teknik Kimia. Pemateri pada acara ini adalah Arie Yohanes Dezvyanto, S.T., M.Sc., P.DEng. Beliau mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada tahun 2010 dari Universitas Gajah Mada di Yogyakarta, gelar Master of Science pada tahun 2012 dari Technische Universität Clausthal di Jerman dan gelar Professional Doctorate in Engineering dari Delft University of Technology di Belanda. Yohanes Dezvyanto, S.T., M.Sc., P.DEng. yang akrab disapa Pak Yoha ini sekarang bekerja sebagai Process Engineer di Nouryon yang sebelumnya merupakan AkzoNobel. Nouryon merupakan perusahaan yang berfokus pada pembuatan cat dan memproduksi bahan kimia untuk industry dan khalayak umum.
Materi kuliah tamu adalah “What Can We Do to The Society as Chemical Engineers?”. Secara garis besar Pak Yoha menngungkapkan bahwa kuliah di Teknik Kimia memiliki tantangan tersendiri mulai dari dianggap sebagai perakit bom atau sebagai orang yang selalu bekerja di laboratorium. Sebenarnya di Prodi Teknik Kimia, para mahasiswa dididik untuk menjadi seorang process engineer yang baik. Selain menjadi seorang process engineer yang baik, para mahasiswa juga dihadapkan dengan bahan kimia berbahaya yang tidak setiap hari ditemui oleh orang awam dan juga memiliki resiko yang tinggi dalam bekerja. Beliau juga menjelaskan bagaimana cara untuk menjadi seorang process engineer yang baik dan bagaimana proses yang baik untuk mengubah bahan mentah menjadi produk dengan dasar Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats).
Acara kemudian dilanjutkan dengan Focus Discussion Group untuk membuat pabrik. Para peserta seminar telah dibagi menjadi 12 tim yang dibagi lagi menjadi 6 tema besar. Dua belas tim yang telah dibentuk diharuskan untuk membuat presentasi tentang pabrik yang akan dibuat, lalu oleh para juri diseleksi menjadi 5 tim terbaik untuk mempresentasikan hasil yang telah didiskusikan. Lima tim terbaik yang terpilih adalah tim 2 dengan judul “Cassava Peel Waste as Feedstock for Biobutanol”, tim 3 dengan judul “J-NOLA (Granola)”, tim 9 dengan judul “Municipal Waste Power Plant and Biogas Plant”, tim 10 dengan judul “Utilization of Tanjung Traditional Market Waste as Biogas Feedstock”, dan tim 12 dengan judul “Coffee Oil Extraction with Supercritical Fluid”. Seluruh tim mempresentasikan pabrik mereka dengan sangat baik, tetapi pada akhir acara hanya 3 tim terbaik yang akan menjadi juara.
Materi kedua adalah Workshop “Aspen Plus as A Chemical Engineering Tool”. Pak Yoha menyampaikan bahwa Aspen Plus merupakan program penunjang bagi seorang process engineer. Aspen Plus memiliki beberapa kelebihan dalam membantu perhitungan dan simulasi suatu sistem. Beliau juga menyampaikan bagaimana cara menggunakan Aspen Plus agar dapat membantu seorang process engineer. Akhir dari kuliah tamu dan workshop ini adalah penyampaian kesimpulan oleh moderator, pembacaan 3 juara presentasi pabrik terbaik dan penyerahan vandal oleh Rizki Fitria Damayanti, S.T., M.Sc., Ph.D selaku ketua panitia kepada Arie Yohanes Dezvyanto, S.T., M.Sc., P.D.Eng. sebagai pemateri serta dilanjutkan dengan berfoto bersama. Acara ini berakhir pada pukul 17.00.
