Program studi S1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Jember, kembali menggelar kegiatan lanjutan dalam tajuk besar  “The 2021 UNEJ Summer School on Biobased Chemical”. Pada hari Rabu, 08 September 2021 diselenggarakan The 2021 UNEJ Summer School on Biobased Chemical  Series#2 dengan mengusung dua topik utama. Petama,  “Functionalized Bio-based Polymers and their Applications” dengan pembicara Dr. Jakkapon Pahnthuwongpakdee dari Japan Advanced Institute of Science and Technology, Japan. Kedua, “Recovery for Bio-energy Production” dengan pembicara Rizki Fitria Darmayanti, S.T., M. Sc., Ph. D. dari Program Studi S1 Teknik Kimia Universitas Jember.

Dalam kegiatan ini, bertindak sebagai Master of Ceremony (MC) adalah Samantha Gita Ratna Sonia mahasiswa Teknik Kimia 2017, dan dimoderatori oleh Dr. M. Maktum Muharja Al Fajri, S.T. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Teknik Universitas Jember,  Dr. Ir. Tri Wahju Hardianto, S.T., M.T., dalam sambutannya beliau menyampaikan apresiasi luar biasa kepada program studi S1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Jember atas penyelenggaraan Summer School Series #2, beliau mengatakan bahwa kegiatan ini selaras dengan visi misi Universitas Jember dalam mengembangkan pertanian industrial berbasis ekonmi dan lingkungan, beliau juga menyampaikan walaupun masih ditengah kondisi pandemi kita tidak boleh surut dalam hal kemajuan berpikir dan menggalang ilmu pengetahuan. Kegiatan The 2021 UNEJ Summer School on Biobased Chemical  Series#2 terbuka untuk umum, dan diikuti oleh seluruh kalangan masyarakat indonesia, mulai dari mahasiswa, dosen, akademisi, peneliti dan lain sebagainya.

Dr. Jakkapon Pahnthuwongpakdee memiliki latar belakang pendidikan di beberapa institusi, diantaranya di University of Oregon (USA), University of Shieffield (UK), meraih gelar Doktor di Sirindhorn International Insitute of Technology Tammasuth (Thailand), dan Japan Advanced Institute of Science and Technology. Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan beberapa poin penting, diantaranya bio-based heterocylic/aromatic polymers memiliki keunggulan seperti High Performance, Recyclability, Stocking of CO2, dan Decelerate of Global Warming.

Bahan polimer berbasis bio sudah diterapkan di berbagai bidang mulai dari pengemasan, pertanian hingga aplikasi dengan nilai tambah yang lebih tinggi seperti elektronik dan biomaterial otomotif, dan juga Bio medis. Beliau juga menjelaskan perihal Polusi Anionik dan masalah resin kationik konvensiona, diantaranya bahwa penanganan pencemaran kation telah dilakukan secara berlebihan karena melimpahnya bahan anionik berbasis bio dan di antara pelepasan yang  paling berbahaya ke lingkungan adalah spesies radioaktif. Dalam kesimpulannya beliau menekankan bahwa pengembangan bio-based polymers merupakan langkah tepat dan harus terus dikembangkan untuk benar-benar mewujudkan lingkungan yang hijau (green society).

Pemateri kedua, Rizki Fitria Darmayanti, S.T., M. Sc., Ph. D., memiliki latar belakang pendidikan di beberapa institusi, diantaranya Universitas Indonesia (Indonesia), Applied Molecular Biology and Biomass Chemistry Kyushu University (Japan) dan mendapatkan gelar Doktor di Innovative Science and Technology for Bio-industry Kyushu University (Japan).  Bidang riset yang ditekuni oleh beliau diantaranya energi terbarukan dan pemanfaatan limbah, bahan lignoselulosa untuk produksi biofuel dan pengembangan fermentasi baru (novel fermentation)  untuk produksi biobutanol.

Dalam pemaparannya, beliau banyak menjelaskan mengenai Recovery for Bio-energy Production, diantaranya bahwa Indonesia memiliki kelimpahan biomassa dan bisa di jadikan sebuh produk dengan teknik fermentasi, pemilihan teknik fermentasi dikarenakan memiliki keunggulan seperti energi yang lebih rendah untuk konversi biomassa, selektivitas produk yang tinggi, dan mudah didaur ulang. Produk hasil olahan fermentasi biomassa diantaranya adalah gula, energi, material, dan lain sebagainya. Selain itu, beliau juga menjelaskan tentang bio-hydrogen, scheme of gas recycling, biobutanol, karakteristik membran, dan lain sebagainya. Dalam kesimpulannya, beliau menjelaskan beberapa poin penting. Pertama, bahwa pemulihan terintegrasi (integrated recovery) dari biobutanol dapat meningkatkan konsentrasi dan produktivitas  dan mengurangi toksisitas. Kedua,  imobilisasi melindungi sel dari lingkungan toksik termasuk metabolit dan inhibitor toksik. Ketiga, bahwa semua proses ini memiliki nilai kompetitif secara ekonomi tetapi membutuhkan optimasi untuk menjangkau pasar.

Dengan pemaparan pengetahuan yang begitu lengkap dari Dr. Jakkapon Pahnthuwongpakdee dan Rizki Fitria Darmayanti, S.T., M. Sc., Ph. D diharapkan dapat menjadi lecutan untuk para akademisi, peneliti dan rekan-rekan mahasiswa untuk lebih mengeksplorasi dan meningkatkan daya riset/penelitian sekaligus pengembangan untuk kebermanfaatan lingkungan di masa yang akan datang.